Penulis : | Tanggal : |
DJPPI | August 01,2024 |
Jakarta, 01/08/2024. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPPI) melaksanakan kegiatan Risk Management Awareness Refreshment Program yang bertujuan untuk meningkatkan budaya sadar risiko di lingkungan DJPPI. Acara ini digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat.
Dalam proses membangun budaya sadar risiko diperlukan pendekatan top-down, dimana keputusan dan strategi risiko ditentukan oleh manajemen puncak dan kemudian diturunkan ke seluruh DJPPI. Pendekatan top-down ini berdampak positif untuk mewujudkan kepemimpinan yang kuat, pemberdayaan pegawai, serta integrasi manajemen risiko ke dalam strategi organisasi sehingga sasaran kinerja DJPPI dapat tercapai secara optimal dan efektif.
Berdasarkan hal tersebut, para pimpinan di lingkungan DJPPI hadir secara langsung pada kegiatan tersebut, diantaranya Bapak Indra Maulana selaku Sekretaris Direktorat Jenderal PPI, Bapak Gunawan Hutagalung selaku Direktur Pos, Bapak Geryantika Kurnia selaku Direktur Penyiaran, Bapak Marvels Parsaoran Situmorang selaku Direktur Pengembangan Pitalebar, serta Bapak Dany Suwardany Direktur Pengendalian Pos dan Informatika. Pemateri pada kegiatan ini adalah Bapak Roni Sulistyo (Senior Consultant dan Trainer), Bapak Ajar Susanto Broto (Risk Management Expert), dan Ibu Emilia (Project Manager and GRC Practice Leader) dari PT Proxis. Para peserta kegiatan ini adalah para Ketua Tim dan PIC di lingkungan DJPPI.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Sekretaris DJPPI. Pada sambutannnya, beliau menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko untuk memastikan setiap program berjalan sesuai target. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya manajemen risiko dalam setiap aspek pekerjaan di lingkungan DJPPI. Dengan meningkatnya kompleksitas dan tantangan dalam pembangunan infrastruktur penyelenggaraan pos dan informatika, manajemen risiko menjadi elemen penting untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi program kerja yang dijalankan.
Manajemen risiko bukan hanya tentang mengidentifikasi dan mengelola potensi masalah, tetapi juga tentang menciptakan budaya yang proaktif dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan. Dengan pemahaman yang baik mengenai manajemen risiko, kita dapat memastikan bahwa setiap program kerja yang dijalankan dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.
Mengutip sambutan beliau: “Salah satu langkah pengambilan keputusan berbasis risiko adalah dengan membangun sistem Enterprise Risk Management. Untuk memastikan program berjalan sesuai target, diperlukan mekanisme pemantauan yang berkesinambungan serta identifikasi dan mitigasi risiko dengan peran aktif semua pihak. Pada tahun ini, kita akan membangun budaya dan kesadaran risiko melalui program Risk Management Awareness yang mencakup materi dasar, roadmap, dan penyusunan risk control self-assessment. Selain itu, pedoman risiko di lingkungan DJPPI juga akan dirancang dan diimplementasikan dengan pendampingan teknis dari konsultan kepada satuan kerja terkait,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan integrasi manajemen risiko dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan kinerja, inovasi, dan pencapaian sasaran organisasi sehingga langkah ini menjadi landasan kuat bagi DJPPI dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan menciptakan nilai melalui pengelolaan risiko yang terpadu.