Penulis : | Tanggal : |
DJPPI | November 06,2024 |
Jakarta, 06/11//2024. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPPI) Kementerian Komunikasi dan Digital mengadakan Seminar bertajuk “Digitalisasi Penyiaran Tahun 2025 – 2029: Tren Bermedia Penyiaran, Teknologi, Bisnis, dan Respon Kebijakan” di Hotel Movenpick Jakarta City Centre, Pecenongan.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Nezar Patria, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto, Direktur Penyiaran Kemkomdigi Geryantika Kurnia, Komisioner Bidang Kelembagaan KPI Pusat Amin Sabana, Direktur Program dan Berita TVRI Arif Adi Koes Wardono, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar, Ketua Asosiasi Televisi Nasional Indonesia Dedy Risnanto, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia Muhammad Rafik, serta seluruh stakeholder industri penyiaran.
Seminar ini diselenggarakan untuk mempublikasikan hasil studi yang telah dilaksanakan Direktorat Penyiaran pada tahun 2024 terkait perilaku masyarakat terhadap jasa penyiaran TV dan radio serta ekspektasi terhadap kelanjutan digitalisasi penyiaran. Selain itu, acara ini juga digelar untuk menjadi forum antara Kementerian Komdigi serta para pelaku industri penyiaran TV dan radio untuk membahas isu-isu strategis di bidang penyiaran, antara lain: tren teknologi penyiaran ke depan (integrated broadcast broadband, 5G broadcast, model penyiara platform, dan single portal media), tren bisnis penyiaran (periklanan dan audience measurement), dan arah kebijakan penyiaran dalam rangka penysunan rencana strategis 2025-2029.
Dalam Paparannya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengapresiasi penyelenggaraan seminar ini dan menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh digitalisasi.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini, untuk dapat bertemu dengan semua pihak yang terlibat dalam seminar yang sangat relevan dengan arah kebijakan digitalisasi penyiaran Indonesia. Digitalisasi bukanlah sekadar tren, tetapi sebuah langkah besar yang membawa perubahan fundamental dalam cara kita bermedia. Kita harus mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini, baik dari segi teknologi, bisnis, hingga kebijakan yang mendukungnya," tegasnya.
Selain itu, Direktur Jenderal PPI Wayan Toni Supriyanto, dalam sambutannya menekankan pentingnya hasil studi DJPPI yang menggambarkan pola penggunaan media televisi dan radio di masyarakat, termasuk harapan publik terhadap kualitas dan aksesibilitas siaran digital. Digitalisasi penyiaran, menurutnya, menghadirkan peluang inovasi melalui teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan blockchain serta kolaborasi dengan konten kreator.
Selain itu, Wayan Toni menyoroti perkembangan teknologi penyiaran global seperti Integrated Broadcast-Broadband (IBB) dan siaran 5G, yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi industri. Wayan juga berharap kebijakan digitalisasi dapat diselaraskan dengan kebijakan persaingan usaha yang sehat, agar industri penyiaran tetap relevan dan berkelanjutan. Dengan sinergi lintas sektor, ia optimis sektor penyiaran Indonesia akan mampu beradaptasi dan melayani kebutuhan masyarakat di era digital.
DJPPI Komdigi berharap kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan ekosistem penyiaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan publik. Forum ini juga diharapkan memperkuat sinergi antara industri penyiaran, periklanan, produsen elektronik, media, dan masyarakat, untuk mendorong inovasi digital penyiaran di Indonesia. DJPPI optimis bahwa strategi yang dibahas akan membawa sektor penyiaran nasional maju dan relevan bagi masyarakat di era digital.