Penulis : | Tanggal : |
Haronas Kutanto | December 07,2023 |
Menjelang pemilu 2024, tahun politik tidak terlepas dari berita-berita hoax yang beredar di platform media. Media sosial dapat di akses berbagai kalangan dan menjadi sarang penyebaran berita hoax, maka masyarakat harus lebih teliti memilah dan memilih berita yang tepat dan akurat.
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengidentifikasi total 101 isu hoax yang beredar mengenai Pemilu sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023. "Sepanjang 2022 hanya terdapat 10 hoax pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoax pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoax dibandingkan tahun lalu," tutur Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam Konferensi Pers Awas Hoax Pemilu! di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
DJPPI membantu masyarakat meningkatkan awareness untuk senantiasa waspada dan berupaya untuk mengatisipasi berbagai informasi atau konten yang tidak yang tidak dapat di pertanggungjawabkan. Guna memeriksa kebenaran berita dan mengidentifikasi berita hoax, Sobat DJPPI dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
- Verifikasi sumber berita: Periksa sumber berita yang menyebarkan informasi tersebut. Pastikan itu adalah sumber berita yang terpercaya dan terkenal. Hindari mengandalkan informasi dari situs web atau sumber yang tidak dikenal.
- Periksa kebenaran berita di situs web resmi: Banyak organisasi berita memiliki saluran resmi di situs web mereka. Periksa situs web resmi dari organisasi berita terkemuka untuk mencari artikel yang berkaitan dengan berita yang Anda curigai. Jika berita tersebut benar, kemungkinan besar akan ada laporan resmi tentang hal tersebut.
- Cek keberadaan berita di sumber berita lain: Lakukan pencarian dengan menggunakan judul berita atau beberapa kutipan dari berita tersebut di mesin pencari. Lihat apakah berita tersebut juga dilaporkan oleh sumber berita lain yang terpercaya. Jika hanya satu sumber berita yang melaporkannya, ada kemungkinan berita tersebut tidak dapat dipercaya.
- Tinjau faktanya dengan sumber terpercaya: Gunakan sumber-sumber terpercaya, seperti situs web pemerintah, organisasi non-pemerintah, atau lembaga riset yang terkemuka, untuk memverifikasi fakta yang terkandung dalam berita tersebut. Jika tidak ada sumber terpercaya yang mendukung klaim dalam berita, kemungkinan besar berita tersebut tidak akurat.
- Periksa apakah ada bias dalam berita: Tinjau dengan kritis apakah ada bias politik, komersial, atau ideologis dalam berita tersebut. Jika berita tersebut sangat mengandung unsur subjektivitas yang berlebihan atau mendorong pandangan tertentu tanpa argumen yang kuat, itu bisa menjadi indikasi berita hoaks.
- Gunakan alat verifikasi fakta: Ada beberapa alat dan situs web yang dapat membantu Anda memeriksa kebenaran berita. Beberapa contoh alat ini termasuk Snopes, FactCheck.org, atau Google Fact Check. Gunakan alat ini untuk memeriksa klaim dalam berita dan melihat apakah ada fakta yang mendukung atau mengingkari klaim tersebut.
- Waspadai judul clickbait: Berita hoaks sering menggunakan judul clickbait yang menarik perhatian. Jika judul berita terdengar terlalu menarik atau terlalu dramatis, ada kemungkinan besar berita tersebut hanya bertujuan untuk menarik perhatian tanpa memperhatikan kebenaran.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Sobat DJPPI dapat membantu memastikan agar tidak membagikan atau mempercayai berita yang tidak akurat atau hoax. Jika menemukan konten hoax, segera laporkan melalui laman https://aduankonten.id/.
Dalam konteks ini, DJPPI turut berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat guna mencegah penyebaran berita palsu menjelang pemilu 2024, dan lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.