Penulis : | Tanggal : |
DJPPI | May 09,2023 |
Jakarta 09/5/23 Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPPI) Kominfo menggelar FGD tentang Isu Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Pos, Tahun 2025-2045 di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Acara ini digelar sebagai Identifikasi Potensi, Permasalahan dan Tantangan yang dihadapi industri Pos saat ini dan kedepannya.
Pada Forum Group Discussion kali ini DJPPI Kominfo menghadirkan empat narasumber yang kompeten dibidangnya, diantaranya; Farid Madani (Akademisi Universitas Logistik dan Bisnis), Wikandaru Mudjadi (PT. Pos Indonesia), Trian Yuserma Udaryanto (PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir), dan Budiyanto Darmastino (ASPERINDO).
Dokumentasi Paparan dari H. Farid Madani & Wikandaru Mudjadi. Foto : @Caktimedia
Farid Madani dalam paparanya membahas tentang Isu perkembangan teknologi dan kebutuhan kebijakan dalam pembangunan bidang Pos Nasional untuk 20 tahun kedepan, sementara Wikandaru Mudjadi membahas tentang isu-isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penyelanggaraan bisnis Pos 20 tahun kedepan.
Dokumentasi Paparan dari Trian Yuserma Udaryanta & Budiyanto Darmastono. Foto : @Caktimedia
Tak kalah menarik pemaparan ketiga oleh Trian Yuserma Udaryanta, yang membahas perkembangan industri Pos seiring dengan perkembangan digital. Pemaparan terakhir disampaikan oleh Budiyanto Darmastono, membahas tentang isu-isu strategis dalam pengembangan infrastruktur bidang Pos, menciptakan efisiensi dan produktivitas bidang Pos Nasional. Dalam pemaparannya, Budiyanto menekankan tantangan industri logistik dan kurir masa depan. Tantangan ini tidak lepas dari persaingan penyelenggara (Asing vs Domestik), Penerapan Internet of Thing (IoT) dan Artificial Intelligence (Ai), Penggunaan mesin sorting paket, dan penggunaan Drone dalam pengiriman barang.
Dokumentasi Sesi Tanya Jawab FGD Direktorat Pos. Foto : @Caktimedia
Pos menjadi pilar penting dalam perekonomian khususnya pada era digital, begitu juga SDM menjadi pilar penting dalam menyelenggarakan Pos, kaitannya dalam seleksi dan pelatihan SDM kedepannya. Tentunya yang harus kita lakukan adalah Peningkatan Infrastruktur Pos, Peningkatan Kualitas Layanan, dan Peningkatan Efisiensi. Secara garis besar, peta jalan menuju penyelenggaraan Pos yang berkesinambungan menjadi mungkin tercapai apabila didukung dengan kebijakan Pemerintah yang responsif terhadap perubahan lingkungan industri.
Adapun tantangan dari industri logistik dan kurir untuk beberapa waktu kedepan seperti :
1. Persaingan Penyelenggara Baik Asing maupun Domestik, seperti contoh Penanaman Modal Asing (PMA) memiliki teknologi yang canggih, modal yang kuat, serta jaringan yang luas, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya memiliki modal yang terbatas, teknologi biasa, serta jaringan terbatas.
2. Penerapan Internet of Things (IoT) & AI (Artificial Inteligence), seperti yang diketahui seiring perkembangan zaman, kini teknologi semakin canggih yang mana semua bisa dilakukan dengan mudah dan praktis seperti contoh : Public & Private Transportation, Retail, Manufacturing, dan lain sebagainya.
3. Penggunaan Drone, dengan menggunakan Drone dinilai dapat menghemat biaya kirim, tenaga kerja & bahan bakar. Jangkauan ke daerah terpencil serta mampu melewati kemacetan sehingga lebih cepat sampai tujuan.
Bukan lagi soal pengiriman cepat, melainklan efisiensi biaya pengiriman juga menjadi pertimbangan masyarakat, secara global terjadi penurunan jumlah surat yang terdistribusi dan peningkatan signifikan atas pengiriman paket, jumlah surat yang terdisitribusi oleh penyelenggara Pos diseluruh dunia diproyeksikan semakin turun di era pasca pandemic akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Oleh karena itu perlu dioptimalkan melalui Interkoneksi Pos Melalui Pembentukan Backbone.
Interkoneksi adalah keterhubungan jaringan pos antar penyelenggara pos, bisa dimaknai sebagai arahan untuk bersinergi dalam upaya mencapai sistem perposan nasional yang berjalan optimal. Pengembangan Backbone Infrastruktur Jaringan Logistik pada dasarnya wujud nyata dari interkoneksi. Pengembangan Backbone Infrastruktur Jaringan Logistik bisa menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kinerja perposan nasional.
Pengembangan Backbone Infrastruktur Jaringan Logistik pada dasarnya wujud nyata dari interkoneksi. Pengembangan Backbone Infrastruktur Jaringan Logistik bisa menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kinerja perposal nasional. Daya tahan industri Postal terhadap berbagai tekanan dari industri lain maupun operator courier negara lain ditentukan juga oleh kemampuan para operator Postal dalam meningkatkan daya saing, serta kemampuan bersinergi dan berkolaborasi.
Siapa pun yang memperdebatkan tantangan dan solusi dalam layanan Pos tidak dapat melewatkan istilah Layanan Pos 4.0: sesuatu yang menjanjikan inovasi, konektivitas, dan masa depan. Tapi apa sebenarnya yang tersirat dari fenomena ini?
Revolusi industri keempat, juga dikenal sebagai Industri 4.0, adalah senama untuk pengembangan paralel di bidang logistik. Semuanya tentang digitalisasi. Proses yang dulunya analog disederhanakan, diotomatisasi, dan yang terpenting dibuat lebih digital. Perusahaan dapat merespon tren lebih cepat, merelokasi kapasitas produksi, atau bahkan mengembangkan produk individu tanpa mengalami kerugian efisiensi yang signifikan dibandingkan dengan produksi massal.
Dengan diadakan nya diskusi mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Pos ini, diharapkan dapat mengidentifikasi Isu-isu strategis bidang Pos untuk 20 tahun kedepan, dapat mengidentifikasi Potensi, Permasalahan dan Tantangan yang dihadapi industri Pos saat ini dan kedepan, serta mendapat Masukan terkait arah kebijakan dan strategi dalam Pembangunan Jangka Panjang Bidang Pos 2025 – 2045.